Kamis, 02 Oktober 2014

Proses pembentukan kelompok, lembaga dan organisasi sosial

A.     Kelompok Dan Asosiasi
·       Pengertian
Kelompok Sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keangggotaan dan saling berinteraksi, sehingga menumbuhkan persamaan bersama. Kelomopok sosial merupakan sekumpulan manusia yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaanya dimana dasar pembentukan kelompok sosial , antara lain adalah faktor kepentingan yang sama, faktor darah dan keturunan, faktor geografis, dan faktor  daerah   asal  yang        sama.

·       Ciri – ciri
Ø Merupakan kesatuan nyata dan dapat dibedakan dari kelompok atau kesatuan manusia   lain.
Ø Merupakan kesatuan nyata dan dapat dibedakan dari kelompok atau kesatuan manusia   lain.
Ø Memiliki norma yang  mengatur  hubungan  antara   anggotanya.
Ø Memiliki    Kepentingan  bersama.
Ø Adanya interaksi dan komunikasi diantara para anggotanya

·       Macam kelompok sosial
ü Kelompok Statis,
yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial, dan kesadaran jenis diantara    keduanya.
ü Kelompok Kemasyarakatan,
yaitu kelompok yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi   dan   hubungan  sosial  diantara      anggotanya.

ü Kelompok Sosial,
yaitu Kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi.
ü Kelompok Asosiasi,
yaitu kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan persamaan kepentingan pribadi msupun kepentingan bersama.

·       Menurut robert bierstedt, berdasarkan keteraturan terdapat bermacam-macam jenis kelompok, yakni sebagai berikut :
a.   Kelompok sosial yang teratur
1.    In-group dan out group
In-group adalah kelompok sosial yang individunya mengidentifi- kasikan dirinya dalam kelompok tersebut.
2.   Kelompok primer dan kelompok sekunder
Kelompok primer adalah kelompok kecil yang anggotanya memiliki hubungan dekat,personal,dan langgeng. Kelompok sekunder adalah kelompok yang lebih besar,bersifat sementara, dibentuk untuk tujuan tertentu,dan hubungan antara anggotanya tidak bersifat pribadi sehingga biasanya tidak langgeng.
3.   Paguyuban (gemeinschaft) dan patembayan (gesselchaft)
Paguyuban adalah bentuk hubungan bersama yang anggota-anggotanya terikat oleh hubungan batin murni dan bersifat alamiah serta kekal. Menurut Ferdinand Tonnies,didalam masyarakat selalu di jumpai salah satu dari tiga tipe paguyuban,yaitu :
*    Paguyuban karena ikatan darah,misalnya rukun keluarga,kekerabatan,dan kesukuan.
*    Paguyuban karena tempat,misalnya rukun tetangga dan rukun warga.
*    Paguyuban karena pikiran,misalnya pergerakan mahasiswa dan partai politik.
Patembayan adalah ikatan lahir yang bersifat pokok dan biasanya hanya untuk jangka waktu yang pendek. Hubungannya bersifat  untuk semua orang. Petembayan bersifat sebagai  suatu bentuk yang ada dalam pikiran belaka. Contoh : interaksi melalui internet.
4.   Grup formal dan grup informal
v Grup formal adalah kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja di ciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antara sesamanya. Contohnya : birokrasi,perusahaan dan negara.
v Grup informal adalah kelompok yang tidak mempunyai struktur yang pasti, terbentuk karena pertemuan kepentingan dan pengalaman. Contohnya : klik (ikatan kelompok teman terdekat atau perkawanan).
5.   Membership group dan reference group
Membership group adalah suatu kelompok yang didalamnya setiap orang secara fisik menjadi anggotanya. Sementara reference group adalah kelompok sosial yang menjadi acuhan bagi seorang untuk membentuk kepribadian dan perilakunya.
b.   Kelompok sosial yang tidak teratur
v  Kerumunan (crowd)
Kelompok-kelompok yang tidak teratur nampak dalam kerumunan masa. Kerumunan merupakan suatu kelompok sosial yang bersifat sementara dan tidak terorganisasi. Kerumunan dapat saja memiliki pemimpin, namun tidak mempunyai sistem pembagian kerja maupun sistem pelapisan sosial. Interaksinya bersifat spontan dan tidak terduga. Individu-individu yang merupakan kerumunan, berkumpul secara kebetulan di suatu tempat, dan juga pada waktu yang bersamaan. Bentuk-bentuk kerumunan, yaitu sebagai berikut :
·           Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur social
1.      Formal audiences (pendengar yang formal)
Kerumunan-kerumunan yang mempunyai pusat perhatian dan persamaan tujuan, tetapi sifatnya pasif. Contoh : penonton film, orang-orang yang menghadiri khotbah keagamaan
2.    Planned expenssive group (kelompok ekspensif yang telah direncanakan)
Kerumunan yang pusat perhatiannya tak begitu penting, tetapi mempunyai persamaan tujuan yang tersimpul dalam aktivitas kerumunan tersebut serta kepuasan yang dihasilkannya. Contoh : orang yang berpesta, berdansa, dan sebagainya.
·           Kerumunan bersifat sementara
1.    Inconvenient aggregations (kumpulan yang kurang menyenangkan)
Contoh : orang-orang yang antri karcis, orang-orang yang menunggu bis, dsb. Dalam kerumunan itu kehadiran orang-orang lain merupakan halangan terhadap tercapainya maksud seseorang.
2.   Panic crowds (kumpulan orang-orang yang sedang dalam keadaan panik)
Orang-orang yang bersama-sama berusaha menyelamatkan diri dari suatu bahaya.
3.   Spectator crowds (kerumunan penonton)
Terjadi karena ingin melihat suatu kejadian tertentu. Kerumunan semacam ini hampir sama dengan khalayak penonton, tetapi bedanya adalah bahwa kerumunan penonton tidak direncanakan, sedangkan kegiatan-kegiatan juga pada umumnya tak terkendalikan.

·           Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hokum (lawless crowds)
1.    Acting mobs (kerumunan yang bertindak emosional)
Bertujuan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan menggunakan kekuatan fisik yang brlawanan dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
2.   Immoral crowds (kerumunan yang bersifat immoral)
Hampir sama dengan kelompok ekspresif. Bedanya adalah kerumunan yang bersifat immoral bertentangan dengan norma-norma masyarakat. Contoh : orang-orang mabuk.

v  Publik
Berbeda dengan kerumunan, publik lebih merupakan kelompok yang tidak merupakan kesatuan. Interaksi terjadi secara tidak langsung melalui alat-alat komunikasi seperti misalnya pembicaraan pribadi yang berantai, desas-desus, surat kabar, radio, televisi, film, dsb. Setiap aksi publik diprakarsai oleh keinginan individual (ex : pemungutan suara dalam pemilihan umum), dan ternyata individu-individu dalam suatu publik masih mempunyai kesadaran akan kedudukan sosial yang sesungguhnya dan juga masih lebih mementingkan kepentingan-kepentingan pribadi daripada mereka yang tergabung dalam kerumunan. Dengan demikian, tingkah laku pribadi kelakuakn publik didasarkan pada tingkah laku atau perilaku individu.
B. Lembaga
·          Pengertian
Dalam ilmu sosiologi, lembaga berarti suatu sistem norma untuk mencapai tujuan tertentu yang oleh masyarakat dianggap penting. Sistem tersebut mencakup, Gagasan,Aturan, Tata cara kegiatan, dan ketentuan sanksi (Reward System).

·           Ciri-ciri lembaga sosisal menurut Gillin dan Gillin
dalam karyanya General Features of Social Institution menguraikan beberapa ciri umum lembaga sosial :
1.      Lembaga sosial adalah organisasi pola-pola pemikiran yang terwujud melalui aktivitas masyarakat dan hasil-hasilnya.
2.     Lembaga sosial juga dicirikan oleh suatu tingkat kekekalan tertentu.
3.     Lembaga sosial memiliki satu atau beberapa tujuan tertentu.
4.     Terdapat alat-alat perlengkapan yang diperlukan untuk mencapai tujuannya.
5.     Ditandai oleh lambang atau simbol tertentu.
6.     Lembaga memiliki tradisi tertulis dan tidak tertulis.
·           Syarat-Syarat Lembaga Sosial Menurut Koentjaraningrat
1.    Suatu kelakuan yang baku, bisa berupa norma dan adat istiadat dalam ingatan maupun tertulis.
2.   Kelompok manusia yang menjalankan aktivitas bersama dan saling berhubungan.
3.   Pusat aktivitas yang bertujuan memenuhi kompleks kehidupan tertentu.
4.   Mempunyai pelengkapan dan peralatan.
5.   Sistem aktivitas itu dibiasakan pada kelompok dalam masyarakat untuk waktu yang lama.



·           lembaga sosial secara umum mempunyai fungsi berikut ini
1.    Memberikan pedoman bagi anggota masyarakat, bagaimana mereka harus bertingkah laku di masyarakat, terutama yang menyangkut pemenuhan kebutuhan pokok manusia.
2.   Menjaga keutuhan masyarakat yang bersangkutan. Lembaga sosial bermaksud untuk menghimpun dan mempersatukan anggota-anggotanya agar tercipta integrasi dalam masyarakat. Namun apabila dalam suatu lembaga sosial sudah tidak ada lagi perilaku-perilaku warga masyarakat yang sesuai dengan nilai-nilai yang ada, maka dapat dikatakan bahwa telah terjadi disintegrasi.
3.   Memberikan pedoman kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial (kontrol sosial). Kontrol sosial dalam suatu lembaga sosial dapat dilakukan melalui berikut ini :
a.   Proses ajar atau pewarisan budaya dari satu generasi kegenerasi berikutnya.
b.   Sanksi-sanksi, baik yang berupa pemberian hukuman maupun pemberian penghargaan.
c.   Suatu ritus kolektif, yaitu peringatan bersama suatu kejadian yang dihayati bersama untuk mengenang tujuan yang ingin dicapai bersama dalam rangka mengadakan introspeksi atau evalusi. Misalnya memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia setiap tanggal 17 Agustus.
d.   Alokasi posisi-posisi dalam masyarakat yang erat hubungannya dengan peranan-peranan yang harus dijalankan oleh pemegang posisi tertentu itu. 

·           Pembentukan   Lembaga   Sosial
Lembaga Sosial terbentuk dari Norma-norma yang hidup di masyarakat. Norma-norma tersebut mengalami pelembagaan, yaitu proses menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sehingga norma itu mendarah daging sebagai pedoman cara berpikir, bersikap, dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.


C. Organisasi Sosial
·        Pengertian
Organisasi adalah bentuk kelompok yang ada. Organisasi sosial dapat kita artikan sebagai car-cara perilaku masyarakat yang terorganisasikan secara sosial atau jaringan hubungan antara warga masyarakat yang bersangkutan didalam suatu tempat dan waktu   yang   relatif        lama.

·        Berdasarkan sifat resmi atau tidaknya, di kenal 2 jenis organisasi sebagai berikut :
1.    Organisasi Formal
Organisasi formal sifatnya lebih teratur, mempunyai struktur yang resmi, serta terdapat perencanaan dan program yang akan dilaksanakan secara jelas.
2.   Organisasi Informal
Organisasi Informal adalah suatu organisasi yang tidak resmi, pada organisasi informal kadang-kadang terjadi atau terbentuk secara spontan. Struktur organisasi ini tidak begitu jelas atau bahkan tidak ada. Kalau struktur organisasinya tidak ada apalagi dengan program–program yang akan dilaksanakan sudah pasti tidak akan ada.

Kesimpulan :
Setelah memahami pembahasan diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa :
*    Interaksi merupakan syarat utama yang harus dipenuhi agar terbentuk kelompok dan lembaga sosial.
*    Kelompok adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keangggotaan dan saling berinteraksi, sehingga menumbuhkan persamaan bersama.
*    Lembaga Sosial adalah suatu sistem norma untuk mencapai tujuan tertentu yang oleh masyarakat dianggap penting.
*    Organisasi sosial adalah cara-cara perilaku masyarakat yang terorganisasikan secara sosial atau jaringan hubungan antara warga masyarakat yang bersangkutan didalam suatu tempat dan waktu yang relatif lama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar